I.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sektor Kelautan dan perikanan Indonesia mempunyai peluang yang
cukup besar dalam menyokong pembengunan nasional, sehingga perlu pengelolaan
dan pengembangan sumberdaya perikanan. Untuk itulah perlu dilakukan pengelolaan
yang profesional guna mencapai cita-cita bersama yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Disinilah peran pemerintah sangat penting dalam membina
nelayan-pembudidaya ikan untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang dimiliki,
sehingga dibuatlah program-program untuk menunjang keberhasilan bersama.
Program-program itu antara lain program pengaturan, fasilitas dan program
intervensi.
Namun program-program tersebut terkadang malah menjadi masalah baru
karena sikap yang kurang mendukung dari para nelayan-pembudidaya, hal ini
kemungkinan disebabkan kurangnya pendekatan dari pemerintah dalam
mensosialisasikan program-programnya. Perlu digaris bawahi bahwa sikap dari
kedua belah pihak haruslah saling mendukung, sebab tanpa adanya sikap tersebut
mustahil program-program pemerintah akan sukses.
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan praktek lapangan ini adalah
sebagai berikut :
1.
Mengetahui sikap dari para nelayan dan pembudidaya
dalam menerima dan melaksanakan program pemerintah.
2.
Mengetahui program apa saja yang sudah masuk, manfaat
dari program itu, seberapa jauh sikap nelayan dan pembudidaya.
3.
Menjalin hubungan silaturahmi dengan para petani/
nelayan yang ada ditempat praktek.
4.
Melatih Mahasiswa dalam mencari, menyusun dan mengolah
data guna dijadikan acuan dalam berlatih membuat kebijakan atau membuat
peraturan.
5. Memenuhi tugas mata kuliah psikologi
sosial.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pengertian
Sikap
Sikap adalah bagaimana seseorang bertingkah laku terhadap sesuatu yang
di hadapi atau yang dia alami, merupakan pandangan, perasaan, tetapi cenderung
disikapi dengan tindakan seseuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
2.2
Struktur Sikap
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang harus kita ketahui,
yaitu :
1.
Komponen Kognitif
Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau
hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang tersebut mempersepsikan objek
suatu sikap.
2.
Komponen Afektif
Ini menyangkut komponen emosiaonal/kejiwaan, berhubungan dengan rasa
senang/tidak senang terhadap suatu objek sikap. Rasa senang bersifat positif
dan rasa tidak senang bersifat negative oleh karena itu komponen ini yang
menentukan arah seseorang apakah dia kearah positif atau negative.
3.
Komponen Konatif
Ini yang dikatakan perilaku yaitu komponen yang cenderung untuk
bertindak.
2.3
Determinan Sikap
Determin sikap adalah bagaimana orang lain dapat bersikap. Ada beberapa faktor
detrminan sikap yang penting :
a.
Faktor fisiologis, faktor yang menentukan bagaimana
orang itu bersikap, ini berhubungan dengan kesehatan dan umur.
b.
Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap.
c.
Faktor kerangka acuan, misalnya kerangka acuan tidak
sesuai dengan objek sikap, maka cenderung orang akan bersikap negatif.
d.
Faktor komunikasi sosial, informasi seseorang pada
orang lain dapat menyebabkan perubahan pada diri orang yang bersangkutan.
2.4
Objek Sikap
Setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap objek sikap,
tergantung pada objeknya sendiri. Bila setiap individu memiliki sikap yang sama
terhadap suatu objek sikap, maka akan mengakibatkan ketidak anekaragaman dalam
persaingan mendapatkan objek.
Walupun setiap individu memiliki sikap yang berbeda terhadap suatu
objek, tapi dia tetap memiliki keterbatasan yang disebabkan oleh interaksi
sosial, pengalaman, pendidikan dll.
2.5
Fungsi Sikap
Fungsi sikap sangat penting bagi seseorang. Ada 2 (dua) sikap yang
penting (Hollander) :
a.
Menyediakan dasar/kerangka untuk menginterprestasikan
dunia dan memproses informasi –informasi baru.
b.
Merupakan cara untuk mendapatkan dan mempertahankan
identitas sosial.
Fungsi sikap yang lain yang lebih rinci ada 4 (empat), yaitu :
a.
Membantu seseorang untuk memahami dunia sekelilingnya.
b.
Melindungi harga diri orang dan memungkinkan untuk
menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan.
c.
Membantu seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap
dunia yang komplek agar seseorang dapat bersikap sesuai dengan lingkungan
tersebut.
d.
Memungkinkan seseorang mengekpresikan nilai-nilai atau
pandangan-pandangan hidup yang mendasar.
Sikap
sudah berkembang dalam diri seseorang menjadi bagian dari dirinya dalam kehidupan
sehari-hari, akan cenderung dipertahankan dan sulit sekali diubah.
2.6
Ciri – Ciri
Sikap
Beberapa ciri-ciri sikap yang ada pada tiap individu, antara lain :
a.
Sikap itu tidak dibawa sejak lahir,
Manusia
itu sejak lahir tidak membawa apa-apa, sikap itu terbentuk dari perkembangan
individu itu sendiri baik yang ia pelajari atau yang lain.
Sikap
itu ada yang tetap dan ada yang tidak tetap (berubah).
b.
Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap,
sehingga melalui proses persepsi.
c.
Sikap tidak hanya pada satu objek tertentu tetapi juga
dapat tertuju pada sekumpulan objek.
d.
Sikap itu bias berlaku lama dan bias berlaku sebentar.
e.
Sikap itu mengandung factor perasaan dan motifasi,
Sikap
terhadap suatu objek selalu mengandung perasaan baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
2.7
Terbentuknya
Sikap
Sikap terbentuk karena faktor-faktor internal dan eksternal dari tiap
indifidu, yaitu :
a.
Faktor Internal, terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikologis.
b.
Faktor Eksternal, terdiri dari pengalaman, situasi,
norma-norma, hambatan dan pendorong.
2.8
Pengukuran
Sikap
Dalam pengukuran sikap objek yang akan dipelajari tidak nampak. Variasi
hasil pengukuran ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.
Keadaan objek yang diukur.
b.
Situasi pengukuran, harus diukur indifidu per indifidu,
jangan diukur saat objek dalam keadaan situasi ramai.
c.
Alat ukur yang digunakan, harus menggunakan alat ukur
yang jelas.
d.
Penyelenggaran pengukuran, administrasi pengukuran yang
telah dibakukan , contoh dalam psikotest.
e.
Cara pengukuran sikap, secara garis besar dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu cara langsung dan tidak langsung.
2.9
Pembentukan
Sikap
Pembentukan sikap ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu :
a.
Faktor Intern, pengaruh yang timbul dari diri sendiri.
b.
Faktor Ektern, pengaruh yang timbul dari luar/ orang
lain, contoh saran dari teman, orang tua, guru dll.
2.9.1
Metode
Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan meliputi media massa, kelompok dan individu.
a.
Metode Media Massa
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa media massa dapat mempercepat proses penyuluhan,
tetapi jarang mewujudkan perubahan dalam perilaku tersebut. Media massa meliputi surat kabar, majalah,
radio dan televise yang mrupakan media yanmg palim\ng murah untuk menyampaikan
informasi kepada nelayan/pembudiadaya.
b.
Metode Pendekatan Kelompok
Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan daripada media massa karena umpan balik
yang lebih baik memungkinakan pengurab\ngan salah pengertian yang bias
berkembang anatara penyuluh dengan nelayan atau pembudidaya ikan. Interaksi ini
memberikan kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadappelaku
dan norma para anggota kelompok. Metode kelompok ini meliputi ceramah,
demonstrasi, widaya karya dan diskusi kelompok.
c.
Metode Pendekatan Individu
Metode pendekatan individu mellalui kunjungan/ anjangsana, surat menyurat dan
bimbingan lapangan. Keberhasilan metode ini akan lebih dirasakan oleh nelayan
maupun budidaya.
2.9.2
Pembinaan
Van Den Ban (1999), mengatakan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informal secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar, atau bisa juga dapat didefinisikan penyuluhan secara sistematis sebagai
proses sebagai berikut :
a.
Membantu nelayan/ pembudidaya dalam menganalisa situasi
dan perkiraan kedepan.
b.
Membantu meenyadarkan nelayan/ pembudidaya terhadap
kemungkinan timbulnya permasalahan lingkungan tempat usaha/ penangkapan.
c.
Membantu nelayan/ pembudidaya memperoleh pengetahuan
tentang teknik pemeliharaan, penangkapan, pengelolaan dan pemasaran produk
III.
PELAKSANAAN
PRAKTEK
3.1 Tempat Dan Waktu
Lokasi praktek lapangan terletek di Dusun Karangantu Kecamatan. Kasemen
Kabupaten Serang Propinsi Banten,yang meliputi perkampungan nelayan, daerah
operasi penangkapan, pasar dan tempat pelelangan ikan (TPI) sedangkan waktu
praktek yaitu dari tanggal 1-3 Mei 2006.
Metodologi
Metode dan teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan
pendekatan perorangan ke nelayan/pembudidaya, pedagang pengumpul dan juga
pedagang pengecer yang ada di pasar serta tempat pelelangan ikan (TPI)
Karangantu - Kasemen dengan cara
wawancara langsung. Dalam melakukan wawancara ini sebelumnya telah dibuat
daftar pertanyaan dan daftar tabel yang termuat dalam quisioner responden.
Data yang diambil dari responden yaitu meliputi data pribadi responden,
produksi dan pemasaran, kelembagaan nelayan/pembudidaya, program-program atau
kebijakan pemerintah yang ada di lokasi praktek seta permasalahan-permasalahan
nelayan/pembudidaya.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
V.
KESIMPILAN
DAN SARAN
Dari uaraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Tujuan akhir daripada tataniaga adalah menempatkan
barang-barang ke tangan konsumen akhir, untuk mencapai tujuan tersebut perlu
dilakukan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang
yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan
(equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).
2.
Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan
makanan yang dipasarkan diserap oleh konsumen akhir relative setabil sepanjang
tahun sedangkan penawarannya sangat tergantung kepada produksi yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan iklim.
3.
Pada umumnya pedagang pengumpul memberi kredit
(advancedpayment) kepada produsen (nelayan dan pembudiadaya ikan) sebagai
ikatan atau jaminan untuk dapat memperoleh bagian terbesar dari hasil perikanan
dalam waktu tertentu.
4.
Saluran tataniaga hasil periakanan pada umumnya terdiri
sdari produsen, pedagang perantara sebagai pengumpul, wholesaler (grosir),
pedagang eceran dan konsumen (industri pengolahan dan konsumen akhir).
5.
Tataniaga hasil perikanan tertentu pada umumnya
bersifat musiman, karena pada umumnya produksi berlangsung musiman dan ini
jelas dapat dilihat perikanan laut atau perairan umum.
Adapun saran penulis untuk meningkatkan hasil produksi
dan untuk meningkatkan keuntungan yaitu :
1.
Untuk meningkatkan produksi para nelayan/ pembudidaya
ikan perlu dilakukan adanya pembinaan dari instansi terkait baik SDM maupun
teknologi dan yang lebih penting adalah memberi kesadaran kepada mereka untuk
selalu mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Perlu peningkatan penyuluhan di lapangan guna membantu
memperbaiki manajemen nelayan/pembudidaya yang selama ini dirasa cukup kurang sehingga akan meningkatkan
pengetahuan bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel,M. 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara
- Jakarta
Hanafiah,A.M,Ir., dan Saefudin
AM,DR.Ir., 1986, Ttaniaga Hasil
Perikanan, Universitas Indonesia-Jakarta.
Kotler dan Philip, 1991, Manajemen Pemasaran, Erlangga-Jakarta.
Kusnadu dan Nunung, 1994, Study Kelayakan Usaha, LPM IPB dan
Departemen Koperasi-Jakarta
Mubyarto, 1973, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES-Jakarta.
Nuraeni I.dkk, 2002, Manajemen Agribisnis, STTP-Bogor Hal.
102-167
Rahardi. F. dkk, 1997, Analisa Swoth Membedah Kasus Bisnis, Penebar
Swadaya-Jakarta.
Suhardiono.L, 1992, Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian, Erlangga-Jakarta
Sukandar.W, 1973, Pokok-pokok Penyuluh Pertanian, Yasa
Guna-Jkarta
Van Den Ban dan Hawkins, 1999, Penyuluhan Pertanian, Penerbit
Kanisius-Yogyakarta.
RENCANA KEGIATAN
Materi Kegiatan
Pemasaran Udang…
Penyuluhan …
Jadwal Kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar