Neocloris Aquatica

Blog ini bertujuan untuk memberikan informasi data kepada taruna ataupun masyarakat luas untuk pembangunan kelautan perikanan indonesia yang lebih maju

Minggu, 02 Juni 2013

Laporan praktek penyuluhan



I.                   PENDAHULUAN

                        Latar Belakang
Sektor Kelautan dan perikanan Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar dalam menyokong pembengunan nasional, sehingga perlu pengelolaan dan pengembangan sumberdaya perikanan. Untuk itulah perlu dilakukan pengelolaan yang profesional guna mencapai cita-cita bersama yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Disinilah peran pemerintah sangat penting dalam membina nelayan-pembudidaya ikan untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang dimiliki, sehingga dibuatlah program-program untuk menunjang keberhasilan bersama. Program-program itu antara lain program pengaturan, fasilitas dan program intervensi.
Namun program-program tersebut terkadang malah menjadi masalah baru karena sikap yang kurang mendukung dari para nelayan-pembudidaya, hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pendekatan dari pemerintah dalam mensosialisasikan program-programnya. Perlu digaris bawahi bahwa sikap dari kedua belah pihak haruslah saling mendukung, sebab tanpa adanya sikap tersebut mustahil program-program pemerintah akan sukses.

                        Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui sikap dari para nelayan dan pembudidaya dalam menerima dan melaksanakan program pemerintah.
2.      Mengetahui program apa saja yang sudah masuk, manfaat dari program itu, seberapa jauh sikap nelayan dan pembudidaya.
3.      Menjalin hubungan silaturahmi dengan para petani/ nelayan yang ada ditempat praktek.
4.      Melatih Mahasiswa dalam mencari, menyusun dan mengolah data guna dijadikan acuan dalam berlatih membuat kebijakan atau membuat peraturan.
5.      Memenuhi tugas mata kuliah psikologi sosial.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1.               Pengertian Sikap
Sikap adalah bagaimana seseorang bertingkah laku terhadap sesuatu yang di hadapi atau yang dia alami, merupakan pandangan, perasaan, tetapi cenderung disikapi dengan tindakan seseuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
2.2               Struktur Sikap
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang harus kita ketahui, yaitu :
1.      Komponen Kognitif
Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang tersebut mempersepsikan objek suatu sikap.
2.      Komponen Afektif
Ini menyangkut komponen emosiaonal/kejiwaan, berhubungan dengan rasa senang/tidak senang terhadap suatu objek sikap. Rasa senang bersifat positif dan rasa tidak senang bersifat negative oleh karena itu komponen ini yang menentukan arah seseorang apakah dia kearah positif atau negative.
3.      Komponen Konatif
Ini yang dikatakan perilaku yaitu komponen yang cenderung untuk bertindak.

2.3               Determinan Sikap
Determin sikap adalah bagaimana orang lain dapat bersikap. Ada beberapa faktor detrminan sikap yang penting :
a.       Faktor fisiologis, faktor yang menentukan bagaimana orang itu bersikap, ini berhubungan dengan kesehatan dan umur.
b.      Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap.
c.       Faktor kerangka acuan, misalnya kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka cenderung orang akan bersikap negatif.
d.      Faktor komunikasi sosial, informasi seseorang pada orang lain dapat menyebabkan perubahan pada diri orang yang bersangkutan.
2.4              Objek Sikap
Setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap objek sikap, tergantung pada objeknya sendiri. Bila setiap individu memiliki sikap yang sama terhadap suatu objek sikap, maka akan mengakibatkan ketidak anekaragaman dalam persaingan mendapatkan objek.
Walupun setiap individu memiliki sikap yang berbeda terhadap suatu objek, tapi dia tetap memiliki keterbatasan yang disebabkan oleh interaksi sosial, pengalaman, pendidikan dll.
2.5              Fungsi Sikap
Fungsi sikap sangat penting bagi seseorang. Ada 2 (dua) sikap yang penting (Hollander) :
a.       Menyediakan dasar/kerangka untuk menginterprestasikan dunia dan memproses informasi –informasi baru.
b.      Merupakan cara untuk mendapatkan dan mempertahankan identitas sosial.
Fungsi sikap yang lain yang lebih rinci ada 4  (empat), yaitu :
a.       Membantu seseorang untuk memahami dunia sekelilingnya.
b.      Melindungi harga diri orang dan memungkinkan untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan.
c.       Membantu seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap dunia yang komplek agar seseorang dapat bersikap sesuai dengan lingkungan tersebut.
d.      Memungkinkan seseorang mengekpresikan nilai-nilai atau pandangan-pandangan hidup yang mendasar.
Sikap sudah berkembang dalam diri seseorang menjadi bagian dari dirinya dalam kehidupan sehari-hari, akan cenderung dipertahankan dan sulit sekali diubah.
2.6              Ciri – Ciri Sikap
Beberapa ciri-ciri sikap yang ada pada tiap individu, antara lain :
a.       Sikap itu tidak dibawa sejak lahir,
Manusia itu sejak lahir tidak membawa apa-apa, sikap itu terbentuk dari perkembangan individu itu sendiri baik yang ia pelajari atau yang lain.
Sikap itu ada yang tetap dan ada yang tidak tetap (berubah).
b.      Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap, sehingga melalui proses persepsi.
c.       Sikap tidak hanya pada satu objek tertentu tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek.
d.      Sikap itu bias berlaku lama dan bias berlaku sebentar.
e.       Sikap itu mengandung factor perasaan dan motifasi,
Sikap terhadap suatu objek selalu mengandung perasaan baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
2.7              Terbentuknya Sikap
Sikap terbentuk karena faktor-faktor internal dan eksternal dari tiap indifidu, yaitu :
a.       Faktor Internal, terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
b.      Faktor Eksternal, terdiri dari pengalaman, situasi, norma-norma, hambatan dan pendorong.
2.8              Pengukuran Sikap
Dalam pengukuran sikap objek yang akan dipelajari tidak nampak. Variasi hasil pengukuran ditimbulkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.       Keadaan objek yang diukur.
b.      Situasi pengukuran, harus diukur indifidu per indifidu, jangan diukur saat objek dalam keadaan situasi ramai.
c.       Alat ukur yang digunakan, harus menggunakan alat ukur yang jelas.
d.      Penyelenggaran pengukuran, administrasi pengukuran yang telah dibakukan , contoh dalam psikotest.
e.       Cara pengukuran sikap, secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu cara langsung dan tidak langsung.
2.9              Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu :
a.       Faktor Intern, pengaruh yang timbul dari diri sendiri.
b.      Faktor Ektern, pengaruh yang timbul dari luar/ orang lain, contoh saran dari teman, orang tua, guru dll.

2.9.1        Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan meliputi media massa, kelompok dan individu.
a.       Metode Media Massa
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa media massa dapat mempercepat proses penyuluhan, tetapi jarang mewujudkan perubahan dalam perilaku tersebut. Media massa meliputi surat kabar, majalah, radio dan televise yang mrupakan media yanmg palim\ng murah untuk menyampaikan informasi kepada nelayan/pembudiadaya.
b.      Metode Pendekatan Kelompok
Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan daripada media massa karena umpan balik yang lebih baik memungkinakan pengurab\ngan salah pengertian yang bias berkembang anatara penyuluh dengan nelayan atau pembudidaya ikan. Interaksi ini memberikan kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadappelaku dan norma para anggota kelompok. Metode kelompok ini meliputi ceramah, demonstrasi, widaya karya dan diskusi kelompok.
c.       Metode Pendekatan Individu
Metode pendekatan individu mellalui kunjungan/ anjangsana, surat menyurat dan bimbingan lapangan. Keberhasilan metode ini akan lebih dirasakan oleh nelayan maupun budidaya.
2.9.2        Pembinaan
Van Den Ban (1999), mengatakan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informal secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar, atau bisa juga dapat didefinisikan penyuluhan secara sistematis sebagai proses sebagai berikut :
a.       Membantu nelayan/ pembudidaya dalam menganalisa situasi dan perkiraan kedepan.
b.      Membantu meenyadarkan nelayan/ pembudidaya terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan lingkungan tempat usaha/ penangkapan.
c.       Membantu nelayan/ pembudidaya memperoleh pengetahuan tentang teknik pemeliharaan, penangkapan, pengelolaan dan pemasaran produk
III.             PELAKSANAAN PRAKTEK
3.1       Tempat Dan Waktu
Lokasi praktek lapangan terletek di Dusun Karangantu Kecamatan. Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten,yang meliputi perkampungan nelayan, daerah operasi penangkapan, pasar dan tempat pelelangan ikan (TPI) sedangkan waktu praktek yaitu dari tanggal 1-3 Mei 2006.
            Metodologi
Metode dan teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan pendekatan perorangan ke nelayan/pembudidaya, pedagang pengumpul dan juga pedagang pengecer yang ada di pasar serta tempat pelelangan ikan (TPI) Karangantu - Kasemen  dengan cara wawancara langsung. Dalam melakukan wawancara ini sebelumnya telah dibuat daftar pertanyaan dan daftar tabel yang termuat dalam quisioner responden.
Data yang diambil dari responden yaitu meliputi data pribadi responden, produksi dan pemasaran, kelembagaan nelayan/pembudidaya, program-program atau kebijakan pemerintah yang ada di lokasi praktek seta permasalahan-permasalahan nelayan/pembudidaya.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
V.                KESIMPILAN DAN SARAN
Dari uaraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Tujuan akhir daripada tataniaga adalah menempatkan barang-barang ke tangan konsumen akhir, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).
2.      Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan makanan yang dipasarkan diserap oleh konsumen akhir relative setabil sepanjang tahun sedangkan penawarannya sangat tergantung kepada produksi yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.
3.      Pada umumnya pedagang pengumpul memberi kredit (advancedpayment) kepada produsen (nelayan dan pembudiadaya ikan) sebagai ikatan atau jaminan untuk dapat memperoleh bagian terbesar dari hasil perikanan dalam waktu tertentu.
4.      Saluran tataniaga hasil periakanan pada umumnya terdiri sdari produsen, pedagang perantara sebagai pengumpul, wholesaler (grosir), pedagang eceran dan konsumen (industri pengolahan dan konsumen akhir).
5.      Tataniaga hasil perikanan tertentu pada umumnya bersifat musiman, karena pada umumnya produksi berlangsung musiman dan ini jelas dapat dilihat perikanan laut atau perairan umum.

Adapun saran penulis untuk meningkatkan hasil produksi dan untuk meningkatkan keuntungan yaitu :
1.      Untuk meningkatkan produksi para nelayan/ pembudidaya ikan perlu dilakukan adanya pembinaan dari instansi terkait baik SDM maupun teknologi dan yang lebih penting adalah memberi kesadaran kepada mereka untuk selalu mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Perlu peningkatan penyuluhan di lapangan guna membantu memperbaiki manajemen nelayan/pembudidaya yang selama ini dirasa  cukup kurang sehingga akan meningkatkan pengetahuan bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel,M. 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara - Jakarta
Hanafiah,A.M,Ir., dan Saefudin AM,DR.Ir., 1986, Ttaniaga Hasil Perikanan, Universitas Indonesia-Jakarta.
Kotler dan Philip, 1991, Manajemen Pemasaran, Erlangga-Jakarta.
Kusnadu dan Nunung, 1994, Study Kelayakan Usaha, LPM IPB dan Departemen Koperasi-Jakarta
Mubyarto, 1973, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES-Jakarta.
Nuraeni I.dkk, 2002, Manajemen Agribisnis, STTP-Bogor Hal. 102-167
Rahardi. F. dkk, 1997, Analisa Swoth Membedah Kasus Bisnis, Penebar Swadaya-Jakarta.
Suhardiono.L, 1992, Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian, Erlangga-Jakarta
Sukandar.W, 1973, Pokok-pokok Penyuluh Pertanian, Yasa Guna-Jkarta
Van Den Ban dan Hawkins, 1999, Penyuluhan Pertanian, Penerbit Kanisius-Yogyakarta.

RENCANA KEGIATAN
Materi Kegiatan
            Pemasaran Udang…
            Penyuluhan …
Jadwal Kegiatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar