BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Nusantara merupakan negara agraris,
daerah pertanian. Namun demikian
ternyata lautannya lebih luas dari daratan. Luas lautan 2/3 dari luas
Indonesia. Daratannya subur, didukung iklim yang menguntungkan. Usaha tani dan
budidaya ternak (perikanan) menjadi kebudayaaan yang diturunkan dari generasi
ke generasi. Rempah-rempah dan hasil perikanan yang dihasikan mengantar daerah
ini menjadi ajang perebutan Bangsa lain (Hernanto, 1988 : 3).
Perekonomian yang menyangkut
persoalan cara kita berpencaharaian dan cara kita hidup, dapat dibagi kedalam
tiga aspek pokok, yaitu produksi, distribusi (marketing) dan konsumsi. Dalam
pengertian ekonomi, produksi dan distribusi adalah kegiatan yang bertalian
dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa, sedang
konsumsi adalah kegiatan yang bertalian dengan penurunan kegunaan daripada
barang dan jasa.
Seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan
gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Asia, selain sebagai produsen ikan terbesar, diperkirakan juga menjadi konsumen
terbesar dari hasil perikanan dunia. Permintaan ikan yang meningkat tentunya
memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih bagi negara
kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi perairan yang cukup luas dan
potensi untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akultur.
Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam
pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, salah satu faktor yang harus diperhatikan
adalah system Perekonomiannya. Republik
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber daya ikan yang luar biasa besar,
namun sektor perikanan belum menunjukkan giginya dalam perekonomian nasional.
Salah satu penyebabnya adalah lemahnya arus informasi di bidang ini. Ekonomi
Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber dayanya fugitive dan
kompleksitas pengelolaannya menuntut kajian tersendiri. Buku ini menyajikan
secara komprehensif teori ekonomi perikanan yang diperkaya dengan aspek
historis dan filosofis sehingga dapat dibaca oleh kalangan luas, tidak hanya
akademisi. Penulis juga memaparkan kajian kebijakan dan pengelolaan perikanan
baik dalam perspektif teoretis maupun empiris dan memberikan contoh-contoh yang
mudah diikuti serta bahan diskusi dan latihan untuk menstimulasi pemikiran
mengenai ekonomi perikanan. Bisa dikatakan inilah buku pertama di Indonesia
yang secara utuh menyajikan teori ekonomi perikanan dari dasar hingga model
bioekonomi dinamis.
Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zahman Jakarta
(PPSNZJ) merupakan
Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah
dan bertangggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Pelabuhan
Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) diresmikan pada tanggal 17 Juli 1984, semula
PPSJ berbentuk Project Management Unit
(PMU) seiring dengan berkembangnya kebutuhan pemakai jasa khususnya dibidang
perikanan, maka pada tahun 1990 dibentuk Perum Prasarana Perikanan Samudera
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat dengan mengusahakan fasilitas – fasilitas pelabuhan perikanan yang
bersifat komersial, sedangkan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta mempunyai wewenang dan tanggung jawab
melaksanakan tugas – tugas umum Pemerintahan di Pelabuhan Perikanan. Di PPSNZJ terdapat Pusat Pemasaran ikan (PPI) dimana didalamnya terjadi
proses perokonomian perikanan yang melibatkan system pembelian sampai
penjualan. Dari mulai modal usaha sampai keuntungan dapat dihitung dari
kegiatan ekonomi perikanan yang terjadi di PPI, Muara Baru, Jakarta Utara.
1.2
Tujuan
a. Mengetahui
fungsi tataniaga berbagai jenis komoditi perikanan mulai
dari produsen hingga ke konsumen di Pelabuhan
Perikanan Samudra Nizam Zahman Jakarta(PPSNZJ) Muara Baru, Jakarta Utara.
b. Agar
taruna/i dapat mengetahui dan memahami system
perokonomian perikanan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zahman
Jakarta(PPSNZJ) Muara Baru, Jakarta Utara.
c. Agar
taruna/i dapat menegetahui keuntungan dari pemasaran komoditi yang ada
di PPI Muara Baru, Jakarta Utara.
d. Agar
taruna/i dapat menegetahui elastisitas harga suatu
komoditi Perikanan di PPI Muara Baru, Jakarta Utara
e. Menjalin
hubungan silaturahmi dengan para nelayan/pedagang yang
ada ditempat praktek PPI Muara baru,Jakarta utara.
f. Melatih taruna/i
dalam mencari, menyusun dan mengolah data guna dijadikan acuan dalam menentukan
jenis usaha atau membuat metode penyuluhan
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1
Waktu dan tempat
Pelaksanaan Praktek lapang Ekonomi perikanan dilaksanakan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Muara Baru, Jakarta Utara pada tanggal 22 Mei 2013 pukul
16.00 WIB – 19.00 WIB.
2.2
Metode
Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu :
2.2.1
Pengumpulan Data
1. Data
Primer
Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan pengukuran dilapangan serta hasil wawancara atau tanya jawab
dengan pihak-pihak yang terkait.
2. Data
Sekunder
Data yang diperoleh dari
referensi atau dokumnetasi dari lembaga terkait. Teknik pengambilan data : dengan melakukan wawancara, diskusi, dan
penelusuran dokumentasi.
2.2.2
Pengelolaan Data
1.
Pengambilan data
2.
Rekapitulasi data
3.
Pengolahan data (Deskriptif)
4.
Interpretasi (penyajian)
2.2.3
Peserta
Peserta
praktek adalah seluruh taruna semester II angkatan XLVIII Jurusan Penyuluhan Perikanan
sebanyak 80
orang dengan rincian 42
Taruna dan 38
Taruni
2.2.4
Jadwal
Pelaksanaan
Jadwal
pelaksanaan praktek lapang semester II tahun 2011 bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
1. Jadwal Kegiatan
NO
|
Pukul
|
Uraian Kegiatan
|
Ket
|
1.
|
06.00
|
Berangkat
dari STP Bogor
|
|
2.
|
09.00
|
Tiba di
Seaworld
|
|
3.
|
09.00 - 13.00
|
Praktek
mata Kuliah Biologi Laut
|
|
4.
|
13.00 - 13.45
|
ISHOMA
|
|
5.
|
13.30
|
Berangkat
dari Seaworld menuju PPI Muara Baru
|
|
6.
|
16.30
|
Tiba di
PPI Muara Baru Jakarta Utara
|
|
7.
|
16.30 – 17.00
|
Pengenalan Pelabuhan Pemasaran
Ikan (PPI) “Pelabuhan Nizam Zachman”
|
|
8.
|
17.30 – 18.00
|
ISHOMA
|
|
9.
|
18.00 – 18.30
|
Mencari
data untuk praktikum tata niaga dan ekonomi perikanan
|
|
10.
|
18.30 – 19.00
|
ISHOMA
|
|
11.
|
19.00
|
Kembali
ke STP Bogor
|
|
12.
|
21.30
|
Tiba di
STP Bogor
|
|
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1
Produk
Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan
ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang
mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti
metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Pada Praktek Lapang ini kami memilih ikan Kembung
Banjar sebagai komoditas Perikanan yang akan kami cari Marjin Tata Niaganya di
PPI muara baru. Kembung adalah nama sekelompok ikan yang
tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol,
tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare,
di Makassar disebut banyar atau banyara. Dari sini
didapat sebutan kembung banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis
menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga
sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang.
Ikan kembung memiliki tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 :
3,7–6 dibandingkan dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal
gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur
di dekat pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan. Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam.
Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet).
Jumlah finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter).
Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor.
Di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).
Untuk
lebih jelasnya berikut adalah gambar ikan Kembung Banjar
Gambar 1. Ikan kembung banjar
3.1.2 Data Responden
Nama pemilik kapal : Edi Yanto ( 46th )
Nama penjual : Roni ( 28th )
Modal yang dikeluarkan : Rp.
7.500.000,00
Komoditas : Ikan Kembung Banjar
Jumlah produksi hasil
Tangkapan perhari
selama : 2ton/hari
2 tahun terakhir
Harga masing-masing jenis Ikan dari pemilik kapal dan oleh penjual
Barang / komoditas
|
Pemilik kapal
|
penjual
|
Harga ikan kembung
|
Rp. 13.000,00
|
Rp. 15.000,00
|
Selisih harga jual : harga penjual – harga pemilik kapal
Rp.
15.000,00 - Rp. 13.000,00 Rp. 2.000,00
3.1.3 Biaya Variable (Variable
Cost)
Biaya variable adalah
biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang
dihasilkan. Semakin besar kuantitas produksi semakin besar pula jumlah biaya
variable seperti bahan mentah, biaya tenaga kerja dan sebagainya.
3.1.3.1 Biaya
variable yang dikeluarkan pemilik kapal dalam satu bulan
Barang/
pekerja
|
Jumlah
|
Harga
|
Jumlah x barang
|
Harga
|
||
Anak buah kapal
|
8 orang
|
Rp. 500.000
|
8 x 500.000
|
Rp.4.000.000
|
||
Bahan bakar
|
300L/bulan
|
Rp. 5.500
|
300 x 5.500
|
Rp.1.650.000
|
||
Konsumsi
|
Beras
|
Bahan makanan
|
Beras
|
Bahan makanan
|
30 x 7.000
|
Rp.210.000
|
30kg
|
15kg
|
Rp.7.000
|
Rp.10.000
|
15 x 10.000
|
Rp. 150.000
|
|
Jumlah
|
Rp. 6.010.000
|
3.1.3.2 Biaya
variable yang dikeluarkan penjual dalam satu bulan
Barang/
Pekerja
|
Jumlah/bulan
|
Harga
|
Jumlah x barang
|
Harga
|
Pekerja
|
2 orang
|
Rp. 100.000
|
2 x 100.000
|
Rp.2.000.000
|
Ikan kembung
|
5 ton
|
Rp.13.000/kg
|
5000 x 13.000
|
Rp. 65.000.000
|
Jumlah
|
Rp. 68.000.000
|
3.1.4 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya
yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang
dikeluarkan. Apabila produksi barang dalam waktu sementara dihentikan, maka
biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama, misalnya sewa gedung,
pajak, penyusutan alat-alat, gaji pegawai dan sebagainya.
3.1.4.1 Biaya
tetap yang dikeluarkan pemilik kapal
Barang/pekerja
|
Jumlah
|
Harga
|
Jumlah x barang
|
Harga
|
Kapal
|
1 buah
|
Rp. 25.000.000
|
1 x 25.000.000
|
Rp.25.000.000
|
Fiber
|
6
|
Rp. 200.000
|
6 x 200.000
|
Rp.1.200.000
|
Jaring
|
2 buah
|
Rp. 3.000.000
|
2 x 3.000.000
|
Rp.6.000.000
|
Jumlah
|
Rp.
32.200.000
|
3.1.3.2 Biaya tetap yang dikeluarkan penjual
Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Jumlah x barang
|
Harga
|
Fiber
|
10
|
Rp. 200.000
|
2 x 200.000
|
Rp.400.000
|
Sewa lapak
|
1
|
Rp. 1.000.000
|
1 x 1000.000
|
Rp.1.000.000
|
Jumlah
|
Rp1.400.000
|
3.1.5 Biaya Total (Total Cost)
Biaya total atau total cost (TC)
adalah penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable.
3.1.5.1 Biaya
Total yang di keluarkan oleh pemilik kapal
=
Biaya variable + Biaya Tetap
=
Rp. 6.010.000 + Rp. 32.200.000
=
Rp. 38.210.000
3.1.5.1 Biaya
Total yang di keluarkan oleh penjual / pedagang besar
=
Biaya variable + Biaya Tetap
= Rp.
68.000.000 + Rp1.400.000
=
Rp. 69.400.000
3.4 Pendapatan
3.4.1 Pendapatan pemilik kapal
Selama satu tahun terakhir pendapatan pemilik kapal selama
satu bulan yaitu
·Dalam satu bulan pemilik
kapal melakukan penangkapan sebanyak 5x
·Satu kali penangkapan
rata-rata menghasilkan 1ton ikan kembung/penangkapan
·Harga jual ikan kembung/kg
yaitu Rp.13.000,00
·Jadi dapat dihitung
pendapatan pemilik kapal dalam sebulan yaitu :
= 5 x 1ton x 1000kg x Rp.13.000
= Rp.65.000.000/bulan
Ini merupakan pendapatan kotor pedagang dimana hasil belum dikurangi
dengan modal (Biaya Total).
3.4.2
Pendapatan
Penjual dalam satu bulan
· Dalam satu hari pedagang
dapat menjual ikan kembung sebanyak 300kg/hari.Dimana pedagang ini merupakan
pedagang besar yang mendapatkan ikan dari beberapa pedagang pengumpul yang ada
di PPI.
·Ikan kembung dijual dengan
harga Rp.15.000/kg kepada pedagang eceran yang ada di PPI.
·Jadi dapat dihitung pendapatan
pedagang besar dalam satu bulan yaitu
= 300kg x Rp.15.000 x 30
= Rp.135.000.000/bulan
Ini merupakan
pendapatan kotor pedagang dimana hasil belum dikurangi dengan modal dan biaya
pemasaran (Biaya Total).
Gbr. Skema Penyaluran Hasil Perikanan
3.2
PEMBAHASAN
3.1.1
Saluran Tata Niaga
Saluran tata niaga Ikan Kembung yang ada di PPI Muara
Baru adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1.
Ikan – Ikan
berasal dari pedagang besar yang berasal dari luar daerah Jakarta.
2.
Ikan – Ikan
Dikirim ke Pedagang Pengumpul. Kemudian Ikan yang tiba di pedagang pengumpul
disortir berdasarkan tingkat kesegarannya.
3.
Pedagang ecean
membeli ikan kepada pedagang Pengumpul dengan kapasitas 20 kg/ pedagang eceran.
4.
Untuk
mempertahankan mutu ikan, ikan dari pedagang pengecer diangkut dan dipasarkan
kepada konsumen
3.2.1
Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya
pemasaran dan modal yang di perlukan dalam penjualan barang (Biaya Total).
.
3.2.1.1 Keuntungan pemilik Kapal
Berdasarkan dari data-data yang telah di peroleh di atas dapat di hitung
keuntungan pemilik kapal dalam satu bulannya.
= (Pendapatan/bulan – Biaya
Total)
=
Rp. Rp.65.000.000/bulan - Rp. Rp. 38.210.000
=
Rp. 26.790.000/bulan
3.2.1.2 Keuntungan penjual/pedagang besar
Berdasarkan dari
data-data yang telah di peroleh di atas dapat di hitung keuntungan pedagang
besar dalam satu bulannya.
= (Pendapatan/bulan – Biaya Total)
= Rp.135.000.000- Rp. 69.400.000
= Rp. 65.600.000/bulan
3.2.2
Pencatatan Data Keuangan Neraca Dan Laba Rugi
3.2.2.1
Data Keuangan Neraca
NERACA KEUANGAN
ASSET(AKTIVA)
|
LIABILITIES(PASSIVA)
|
||
CURRENT ASSET
(Aktiva lancar)
|
Rp. 7.500.000
|
CURRENT
LIABILITIES(passiva lancar)
|
-
|
INTERMEDIATE
ASSET (aktiva kerja)
|
Rp.26.790.000
|
ITERMEDIATE
LIABILITIES(passiva menengah)
|
Rp1.200.000
Rp.6.000.000
Rp.4.000.000
Rp.1.650.000
Rp.360.000
|
FIXED
ASSED(aktiva tetap)
|
Rp.25.000.000
|
LONGTERM
LIABILITIES (Passiva jk panjang)
|
-
|
TOTAL ASSET
|
Rp.59.290.000
|
Total
liabilities
|
Rp.13.210.000
|
NET
WORT(equitas)
|
Rp. 46.080.000
|
||
TTL EQUITAS
DAN LIABILITIES
|
Rp. 59.290.000
|
3.2.2.2
Laporan Laba/rugi Pemilik kapal
·
Sales/penjualan (pendapatan)
a) Modal = Rp. 7.500.000
b) Pendapatan = Rp. 26.790.000/bulan
c) Perahu = Rp. 25.000.000
JUMLAH = Rp. . 59.290.000
·
Biaya/expencive
a) Fiber = Rp1.200.000
b) Jarring = Rp.6.000.000
c) Gaji ABK = Rp.4.000.000
d) Bahan bakar = Rp.1.650.000
e) Konsumsi = Rp.360.000
JUMLAH = Rp.13.210.000
·
Modal – biaya
= Rp.59.290.000 - Rp.13.210.000
= Rp. 46.080.000/bulan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Dari hasil wawancara terhadap responden dapat
disimpulkan bahwa pada setiap system perekonomian terdapat Modal dan biaya
dalam proses penjualan.
Pada pemilik kapal memiliki keuntungan sebesar .Rp. 26.790.000/bu lan dan pada pedagang besar memiliki keuntungan
sebesar Rp.65.600.000/bulan
2. Saluran
tataniaga hasil periakanan pada umumnya terdiri sdari produsen, pedagang
perantara sebagai pengumpul, wholesaler (grosir), pedagang eceran dan konsumen
(industri pengolahan dan konsumen akhir).
3. Tujuan
akhir daripada tataniaga adalah menempatkan barang-barang ke tangan konsumen
akhir, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan
tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses
pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi) dan proses
penyebaran (dispersi).
4.2 Saran
1. Perlu di
adakannya penyuluhan kepada pedagang ikan di PPI muara baru tentang cara
pengolahan ikan, agar ikan yang dijual dapat mempunyai kualitas dan harga jual
yang lebih tinggi.
2. Diharapkan
kepada Dosen pembimbing agar memberikan waktu penyelesaian laporan ini lebih
panjang agar dalam proses penyelesaiannya dapat menghasilkan laporan yang lebih
baik lagi.
3. Perlu
peningkatan penyuluhan di lapangan guna membantu memperbaiki manajemen nelayan/pedagang
yang selama ini dirasa cukup kurang
sehingga akan meningkatkan pengetahuan bagi mereka.
4. Perlu
ditingkatkan lagi sarana dan prasarana di PPI muara baru,yang saya nilai masih
minim dan kurang bersih,karena itu akan berpengaruh terhadap konsumen yang mau
membeli ke PPI muara baru.
V. DAFTAR
PUSTAKA
Hanafiah dan saefuddin,ekonomi PERIKANAN.Bogor,januari,1978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar