Neocloris Aquatica

Blog ini bertujuan untuk memberikan informasi data kepada taruna ataupun masyarakat luas untuk pembangunan kelautan perikanan indonesia yang lebih maju

Sabtu, 01 Juni 2013

Tugas laporan tata niaga PPI muara baru,jakarta utara



BAB    I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Nusantara merupakan negara agraris, daerah pertanian. Namun demikian ternyata lautannya lebih luas dari daratan. Luas lautan 2/3 dari luas Indonesia. Daratannya subur, didukung iklim yang menguntungkan. Usaha tani dan budidaya ternak (perikanan) menjadi kebudayaaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Rempah-rempah dan hasil perikanan yang dihasikan mengantar daerah ini menjadi ajang perebutan Bangsa lain (Hernanto, 1988 : 3).
Perekonomian yang menyangkut persoalan cara kita berpencaharaian dan cara kita hidup, dapat dibagi kedalam tiga aspek pokok, yaitu produksi, distribusi (marketing) dan konsumsi. Dalam pengertian ekonomi, produksi dan distribusi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa, sedang konsumsi adalah kegiatan yang bertalian dengan penurunan kegunaan daripada barang dan jasa.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Asia, selain sebagai produsen ikan terbesar, diperkirakan juga menjadi konsumen terbesar dari hasil perikanan dunia. Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi perairan yang cukup luas dan potensi untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akultur.

Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah system Perekonomiannya. Republik Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber daya ikan yang luar biasa besar, namun sektor perikanan belum menunjukkan giginya dalam perekonomian nasional. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya arus informasi di bidang ini. Ekonomi Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber dayanya fugitive dan kompleksitas pengelolaannya menuntut kajian tersendiri. Buku ini menyajikan secara komprehensif teori ekonomi perikanan yang diperkaya dengan aspek historis dan filosofis sehingga dapat dibaca oleh kalangan luas, tidak hanya akademisi. Penulis juga memaparkan kajian kebijakan dan pengelolaan perikanan baik dalam perspektif teoretis maupun empiris dan memberikan contoh-contoh yang mudah diikuti serta bahan diskusi dan latihan untuk menstimulasi pemikiran mengenai ekonomi perikanan. Bisa dikatakan inilah buku pertama di Indonesia yang secara utuh menyajikan teori ekonomi perikanan dari dasar hingga model bioekonomi dinamis.
Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zahman Jakarta (PPSNZJ) merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertangggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) diresmikan pada tanggal 17 Juli 1984, semula PPSJ berbentuk Project Management Unit (PMU) seiring dengan berkembangnya kebutuhan pemakai jasa khususnya dibidang perikanan, maka pada tahun 1990 dibentuk Perum Prasarana Perikanan Samudera yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan mengusahakan fasilitas – fasilitas pelabuhan perikanan yang bersifat komersial, sedangkan UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta  mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan tugas – tugas umum Pemerintahan di Pelabuhan Perikanan. Di PPSNZJ terdapat Pusat Pemasaran ikan (PPI) dimana didalamnya terjadi proses perokonomian perikanan yang melibatkan system pembelian sampai penjualan. Dari mulai modal usaha sampai keuntungan dapat dihitung dari kegiatan ekonomi perikanan yang terjadi di PPI, Muara Baru, Jakarta Utara.

1.2              Tujuan

a.       Mengetahui fungsi tataniaga berbagai jenis komoditi perikanan mulai dari produsen hingga ke konsumen di Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zahman Jakarta(PPSNZJ) Muara Baru, Jakarta Utara.
b.      Agar taruna/i dapat mengetahui dan memahami system perokonomian perikanan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zahman Jakarta(PPSNZJ) Muara Baru, Jakarta Utara.
c.       Agar taruna/i dapat menegetahui keuntungan dari  pemasaran komoditi yang ada di PPI Muara Baru, Jakarta Utara.
d.      Agar taruna/i dapat menegetahui elastisitas harga suatu komoditi Perikanan di PPI Muara Baru, Jakarta Utara
e.       Menjalin hubungan silaturahmi dengan para nelayan/pedagang yang ada ditempat praktek PPI Muara baru,Jakarta utara.
f.       Melatih taruna/i dalam mencari, menyusun dan mengolah data guna dijadikan acuan dalam menentukan jenis usaha atau membuat metode penyuluhan























  
BAB  II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1           Waktu dan tempat
Pelaksanaan Praktek lapang Ekonomi perikanan dilaksanakan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Muara Baru, Jakarta Utara pada tanggal 22 Mei 2013  pukul 16.00 WIB – 19.00 WIB.


2.2           Metode
Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu :
2.2.1        Pengumpulan Data
1.      Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran dilapangan serta hasil wawancara atau tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait.
2.      Data Sekunder
Data yang diperoleh dari referensi atau dokumnetasi dari lembaga terkait. Teknik pengambilan data :  dengan melakukan wawancara, diskusi, dan penelusuran dokumentasi.

2.2.2        Pengelolaan Data
1.      Pengambilan data
2.      Rekapitulasi data
3.      Pengolahan data (Deskriptif)
4.      Interpretasi (penyajian)


2.2.3        Peserta
Peserta praktek adalah seluruh taruna semester II angkatan XLVIII Jurusan Penyuluhan Perikanan sebanyak 80 orang dengan rincian 42 Taruna dan 38 Taruni




2.2.4        Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan praktek lapang semester II tahun 2011 bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan
NO
Pukul
Uraian Kegiatan
Ket
1.       
06.00
Berangkat dari STP Bogor

2.       
09.00
Tiba di Seaworld

3.       
09.00 - 13.00
Praktek mata Kuliah Biologi Laut

4.       
13.00 - 13.45
ISHOMA

5.       
13.30
Berangkat dari Seaworld menuju PPI Muara Baru

6.       
16.30
Tiba di PPI Muara Baru Jakarta Utara

7.       
16.30 – 17.00
Pengenalan Pelabuhan Pemasaran Ikan (PPI) “Pelabuhan Nizam Zachman”

8.       
17.30 – 18.00
ISHOMA

9.       
18.00 – 18.30
Mencari data untuk praktikum tata niaga dan ekonomi perikanan

10.   
18.30 – 19.00
ISHOMA

11.   
19.00
Kembali ke STP Bogor

12.   
21.30
Tiba di STP Bogor






BAB    III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  HASIL

3.1.1        Produk

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Pada Praktek Lapang ini kami memilih ikan Kembung Banjar sebagai komoditas Perikanan yang akan kami cari Marjin Tata Niaganya di PPI muara baru. Kembung adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar disebut banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar.       

Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang.

Ikan kembung memiliki tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan. Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor. Di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).










Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar ikan Kembung Banjar









Gambar 1. Ikan kembung banjar



3.1.2    Data Responden
           
            Nama pemilik kapal                :           Edi Yanto  ( 46th )

            Nama penjual                          :           Roni           ( 28th )

            Modal yang dikeluarkan         :           Rp. 7.500.000,00

            Komoditas                              :           Ikan Kembung Banjar

            Jumlah produksi hasil
            Tangkapan perhari selama       :           2ton/hari
            2 tahun terakhir                      

            Harga masing-masing jenis Ikan dari pemilik kapal dan oleh penjual
             
Barang / komoditas
Pemilik kapal
penjual
Harga ikan kembung
Rp. 13.000,00
Rp. 15.000,00

              Selisih harga jual                   :           harga penjual  – harga pemilik kapal
                                                                        Rp. 15.000,00 - Rp. 13.000,00                                                                                   Rp. 2.000,00





3.1.3      Biaya Variable (Variable Cost)

            Biaya variable adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Semakin besar kuantitas produksi semakin besar pula jumlah biaya variable seperti bahan mentah, biaya tenaga kerja dan sebagainya.



3.1.3.1   Biaya variable yang dikeluarkan pemilik kapal dalam satu bulan
             
Barang/
pekerja
Jumlah
Harga
Jumlah x barang
Harga
Anak buah kapal
8 orang
Rp. 500.000
8 x 500.000
Rp.4.000.000
Bahan bakar
300L/bulan
Rp. 5.500
300 x 5.500
Rp.1.650.000
Konsumsi
Beras
Bahan makanan
Beras
Bahan makanan
30 x 7.000
Rp.210.000
30kg
15kg
Rp.7.000
Rp.10.000
15 x 10.000
Rp. 150.000
Jumlah
Rp. 6.010.000



3.1.3.2   Biaya variable yang dikeluarkan penjual dalam satu bulan
             
Barang/
Pekerja
Jumlah/bulan
Harga
Jumlah x barang
Harga
Pekerja
2 orang
Rp. 100.000
2 x 100.000
Rp.2.000.000
Ikan kembung
5 ton
Rp.13.000/kg
5000 x 13.000
Rp. 65.000.000
Jumlah
Rp. 68.000.000

3.1.4      Biaya Tetap (Fixed Cost)

            Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dikeluarkan. Apabila produksi barang dalam waktu sementara dihentikan, maka biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama, misalnya sewa gedung, pajak, penyusutan alat-alat, gaji pegawai dan sebagainya.


3.1.4.1   Biaya tetap yang dikeluarkan pemilik kapal
             
Barang/pekerja
Jumlah
Harga
Jumlah x barang
Harga
Kapal
1 buah
Rp. 25.000.000
1 x 25.000.000
Rp.25.000.000
Fiber
6
Rp. 200.000
6 x 200.000
Rp.1.200.000
Jaring
2 buah
Rp. 3.000.000
2 x 3.000.000
Rp.6.000.000
Jumlah
Rp. 32.200.000



3.1.3.2  Biaya tetap yang dikeluarkan penjual

           

             
Barang
Jumlah
Harga
Jumlah x barang
Harga
Fiber
10
Rp. 200.000
2 x 200.000
Rp.400.000
Sewa lapak
1
Rp. 1.000.000
1 x 1000.000
Rp.1.000.000
Jumlah
Rp1.400.000



3.1.5      Biaya Total (Total Cost)
                       
            Biaya total atau total cost (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable.


3.1.5.1   Biaya Total yang di keluarkan oleh pemilik kapal

              = Biaya variable + Biaya Tetap
              = Rp. 6.010.000  +  Rp. 32.200.000
              = Rp. 38.210.000

3.1.5.1   Biaya Total yang di keluarkan oleh penjual / pedagang besar

              = Biaya variable + Biaya Tetap
              = Rp. 68.000.000 + Rp1.400.000
              = Rp. 69.400.000

3.4 Pendapatan

3.4.1      Pendapatan pemilik kapal
               
        Selama satu tahun terakhir pendapatan pemilik kapal selama satu bulan yaitu
·Dalam satu bulan pemilik kapal melakukan penangkapan sebanyak 5x
·Satu kali penangkapan rata-rata menghasilkan 1ton ikan kembung/penangkapan
·Harga jual ikan kembung/kg yaitu Rp.13.000,00
·Jadi dapat dihitung pendapatan pemilik kapal dalam sebulan yaitu :
     
      = 5 x 1ton x 1000kg x Rp.13.000
      = Rp.65.000.000/bulan

Ini merupakan pendapatan kotor pedagang dimana hasil belum dikurangi dengan modal (Biaya Total).

3.4.2         Pendapatan Penjual dalam satu bulan
             
· Dalam satu hari pedagang dapat menjual ikan kembung sebanyak 300kg/hari.Dimana pedagang ini merupakan pedagang besar yang mendapatkan ikan dari beberapa pedagang pengumpul yang ada di PPI.
·Ikan kembung dijual dengan harga Rp.15.000/kg kepada pedagang eceran yang ada di PPI.
·Jadi dapat dihitung pendapatan pedagang besar dalam satu bulan yaitu
     
      = 300kg x Rp.15.000 x 30
      = Rp.135.000.000/bulan

Ini merupakan pendapatan kotor pedagang dimana hasil belum dikurangi dengan modal dan biaya pemasaran (Biaya Total).







Gbr. Skema Penyaluran Hasil Perikanan

3.2            PEMBAHASAN

3.1.1        Saluran Tata Niaga
Saluran tata niaga Ikan Kembung yang ada di PPI Muara Baru adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1.      Ikan – Ikan berasal dari pedagang besar yang berasal dari luar daerah Jakarta.
2.      Ikan – Ikan Dikirim ke Pedagang Pengumpul. Kemudian Ikan yang tiba di pedagang pengumpul disortir berdasarkan tingkat kesegarannya.
3.      Pedagang ecean membeli ikan kepada pedagang Pengumpul dengan kapasitas 20 kg/ pedagang eceran.
4.      Untuk mempertahankan mutu ikan, ikan dari pedagang pengecer diangkut dan dipasarkan kepada konsumen


3.2.1        Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya pemasaran dan modal yang di perlukan dalam penjualan barang (Biaya Total).
.
3.2.1.1  Keuntungan pemilik Kapal
Berdasarkan dari data-data yang telah di peroleh di atas dapat di hitung keuntungan pemilik kapal dalam satu bulannya.
  = (Pendapatan/bulan – Biaya Total)
              = Rp. Rp.65.000.000/bulan - Rp. Rp. 38.210.000
             
              = Rp. 26.790.000/bulan

3.2.1.2  Keuntungan penjual/pedagang besar

Berdasarkan dari data-data yang telah di peroleh di atas dapat di hitung keuntungan pedagang besar dalam satu bulannya.

= (Pendapatan/bulan – Biaya Total)
= Rp.135.000.000- Rp. 69.400.000
= Rp. 65.600.000/bulan
3.2.2        Pencatatan Data Keuangan Neraca Dan Laba Rugi

3.2.2.1   
Data Keuangan Neraca

NERACA KEUANGAN
ASSET(AKTIVA)

LIABILITIES(PASSIVA)

CURRENT ASSET
(Aktiva lancar)
Rp. 7.500.000
CURRENT LIABILITIES(passiva lancar)

-
INTERMEDIATE ASSET (aktiva kerja)

Rp.26.790.000

ITERMEDIATE LIABILITIES(passiva menengah)

Rp1.200.000
Rp.6.000.000
Rp.4.000.000
Rp.1.650.000
Rp.360.000
FIXED ASSED(aktiva tetap)

Rp.25.000.000
LONGTERM LIABILITIES (Passiva jk panjang)

-
TOTAL ASSET
Rp.59.290.000
Total liabilities

Rp.13.210.000
NET WORT(equitas)

Rp. 46.080.000
TTL EQUITAS DAN LIABILITIES

Rp. 59.290.000



3.2.2.2  Laporan Laba/rugi Pemilik kapal

·         Sales/penjualan (pendapatan)
a)      Modal                          =          Rp. 7.500.000
b)      Pendapatan                 =          Rp. 26.790.000/bulan
c)      Perahu                         =          Rp. 25.000.000
 

JUMLAH                    =          Rp. . 59.290.000
·         Biaya/expencive                     
a)      Fiber              =          Rp1.200.000
b)      Jarring                        =          Rp.6.000.000
c)      Gaji ABK      =          Rp.4.000.000
d)     Bahan bakar  =          Rp.1.650.000
e)      Konsumsi      =          Rp.360.000


JUMLAH                    =          Rp.13.210.000
·         Modal – biaya
=  Rp.59.290.000 - Rp.13.210.000
= Rp. 46.080.000/bulan
  

BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan

1.      Dari hasil wawancara terhadap responden dapat disimpulkan bahwa pada setiap system perekonomian terdapat Modal dan biaya dalam proses penjualan.

Pada pemilik kapal memiliki keuntungan sebesar .Rp. 26.790.000/bu lan dan pada pedagang besar memiliki keuntungan sebesar Rp.65.600.000/bulan
2.      Saluran tataniaga hasil periakanan pada umumnya terdiri sdari produsen, pedagang perantara sebagai pengumpul, wholesaler (grosir), pedagang eceran dan konsumen (industri pengolahan dan konsumen akhir).

3.      Tujuan akhir daripada tataniaga adalah menempatkan barang-barang ke tangan konsumen akhir, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).




4.2       Saran
1.    Perlu di adakannya penyuluhan kepada pedagang ikan di PPI muara baru tentang cara pengolahan ikan, agar ikan yang dijual dapat mempunyai kualitas dan harga jual yang lebih tinggi.
2.    Diharapkan kepada Dosen pembimbing agar memberikan waktu penyelesaian laporan ini lebih panjang agar dalam proses penyelesaiannya dapat menghasilkan laporan yang lebih baik lagi.
3.  Perlu peningkatan penyuluhan di lapangan guna membantu memperbaiki manajemen nelayan/pedagang yang selama ini dirasa  cukup kurang sehingga akan meningkatkan pengetahuan bagi mereka.
4.   Perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarana di PPI muara baru,yang saya nilai masih minim dan kurang bersih,karena itu akan berpengaruh terhadap konsumen yang mau membeli ke PPI muara baru.









V.        DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah dan saefuddin,ekonomi  PERIKANAN.Bogor,januari,1978

Tidak ada komentar:

Posting Komentar