Makalah Dasar-dasar Penyuluhan
Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan
Kawasan Minapolitan di Desa Asemdoyong, Kabupaten
Taman, Pemalang, Jawa Tengah
Disusun
Oleh :
imam setyawan
48126110076
I.A
Sekolah Tinggi
Perikanan
Jurusan Penyuuluhan
Perikanan
Bogor
2013
DAFTAR ISI
Page
Halaman
Judul…………………………………………………………………... 1
Daftar Isi………………………………………………………………………… 2
Kata Pengantar…………………………………………………………………... 3
BAB I
Pendahuluan……………………………………...........………………………... 4
1.1. Latar
Belakang...............................................……………………………….4
1.2.
Tujuan………………...........……………………………………………….. 4
1.3.
Rumusan
Masalah.......................................................................................…5
BAB II
Tinjauan
Pustaka………………………………………………………............... 6
2.1. Pentingnya
Penyuluhan…………………………………………………….. 6
2.2. Definisi
Penyuluhan………………………………………………………... 6
2.3. Metode
Penyuluhan………………………………………………………… 7
2.4. Materi
Penyuluhan Perikanan………………………………………………. 8
2.5. Pengertian
Minapolitan…………………………………………………….. 9
2.6. Keuntungan
Kawasan Minapolitan………………………………………... 10
BAB III
Pengamatan
Lapangan…………………………………………………. 11
3.1. Kondisi Masyarakat
Perikanan di Desa Asemdoyong………………………11
BAB IV
Pembahasan……………………………………………………………. 12
4.1. Hubungan
Antara Sistem Penyuluhan dan Pengembangan Kawasan Minapolitan...……………………………………………………………………. 12
4.2.
Pengembangan Kawasan Minapolitan di Desa
Asemdoyong……………… 12
BAB V
Penutup…………………………………………………………………. 16
5.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………. 16
5.2.
Saran………………………………………………………………………... 16
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………... 17
Lampiran…………………………………………………………………………
Kata
Pengantar
Puji
syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah
ini. Makalah ini saya buat guna menambah pengetahuan tentang kegiatan perikanan yang
ada di daerah tempat praktek saya,
tepatnya daerah Desa Asemdoyong,
Kabupaten Taman, Pemalang, Jawa Tengah. Selain itu
makalah ini juga dibuat guna melengkapi tugas pada mata kuliah Dasar-dasar Penyuluhan. Oleh karena itu saya
memilih judul Peranan Penyuluhan Dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan di Desa Asemdoyong.
Dalam
makalah ini, saya menyajikan tentang penyuluhan yang ada di Desa Asemdoyong, selain itu
juga membahas tentang keberlangsungan penyuluhan tersebut serta dampak bagi
masyarakat perikanan yang ada di daerah tersebut. Dalam makalah ini juga
dibahas peranan penyuluhan untuk mewujudkan kawasan Minapolitan yang
merupakan salah satu program untuk memajukan perikanan di Indonesia.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Bogor, 20 April 2013
Penulis,
Aberar Guridno
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas. Hal ini
merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan.
Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
termasuk nelayan dan keluarganya.
Sebagian
besar kegiatan perikanan di Indonesia tidak memiliki dasar teori maupun ilmu
pengetahuan yang benar tentang dunia perikanan. Untuk mengajarkan para pembudidaya dan nelayan
tentang dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik. Dengan
adanya penyuluhan maka masyarakat perikanan dapat mendapatkan keuntungan yang
maksimal dari pekerjaan mereka yang berhubungan dengan dunia perikanan.
Dalam
kegiatan usaha perikanan, terlibat tiga unsur utama yaitu komoditas perikanan, lingkungan
dan manusia sebagai pengelolanya. Upaya meningkatkan pendapatan rumah tangga
nelayan dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolaan proses produksi dan pasca
panen perikanan tangkap maupun budidaya, penerapan teknologi yang tepat, memperbaiki
keadaan lingkungan, serta sangat penting untuk meningkatkan kemampuan manajemen
dan sumber daya manusianya.
1.2. Tujuan
Mengamati
kegiatan perikanan yang ada di Desa
Asemdoyong, serta mengamati penyuluhan yang sudah
dilakukan guna meningkatkan sumber daya manusia pada bidang perikanan yang
dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para nelayan dan petani ikan yang
ada di Desa Asemdoyong.
1.3. Rumusan Masalah
Banyaknya
masyarakat perikanan yang belum mengetahui tentang teori budidaya serta teori –
teori lainnya tentang dunia perikanan. Hal ini menyebabkan pendapatan
masyarakat perikanan tidak maksimal dan pada akhirnya akan menyebabkan
kemiskinan.
Untuk
mengatasi masalah ini, harus dilakukan penyuluhan oleh dinas perikanan maupun
pihak lain yang memiliki pengetahuan tentang perikanan. Penyuluhan tersebut
harus dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan dan mempraktekkannya,
sehingga masyarakat perikanan yang menjadi peserta penyuluhan percaya dan mau
melakukan segala sesuatu yang diajarkan dalam penyuluhan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pentingnya
Penyuluhan
Suatu
masyarakat tidak dapat maju dengan sendirinya tanpa adanya pembangunan. Pembangunan
itu sendiri akan berlangsung bila masyarakat telah dapat lepas dari problema
kehidupan yang dihadapi.
Sebagian besar masyarakat memiliki
persoalan
kehidupan yang spesifik.
Petani
ikan dan nelayan memiliki persoalan kehidupan yang khas, yang umumnya masih
berkutat dengan persoalan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan. Dengan
semakin berkembangnya inovasi dan teknologi di bidang perikanan, maka
diperlukan sebuah kegiatan untuk melakukan perubahan-perubahan kepada
masyarakat untuk mengatasi isu yang dihadapi terlebih dahulu.
Guna
melaksanakan perubahan tersebut, diperlukan kegiatan penyuluhan yang merupakan
wahana untuk melakukan perubahan. Penyuluhan sangat diperlukan dalam pengembangan
masyarakat tani dan nelayan agar masyarakat mampu mandiri.
2.2.
Definisi
Penyuluhan
Penyuluhan
berasal dari kata suluh yang berarti
obor. Dalam hal ini tentu dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan,
pengetahuan, ketrampilan, teknologi, dan lain – lain kepada seseorang atau
masyarakat untuk menjadi tahu atau lebih tahu.
Menurut
Claar Et al, mengartikan penyuluhan
sebagai jenis pendidikan pemecahan masalah yang berorientasi pada tindakan yang
mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan, memotivasi, tapi tidak melakukan
pengaturan dan juga tidak melaksanakan program yang bersifat non-edukatif.
Dalam
konteks yang ada di Indonesia, terutama dalam bidang pertanian, definisi yang
diberikan oleh Samsudin mungkin lebih
sesuai, yakni sebagai suatu usaha pendidikan non formal yang dimaksudkan untuk
mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide – ide baru, dengan tanpa adanya
pemaksaan. Adapun Sayogo menyebutkan
bahwa penyuluhan adalah suatu proses untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya dengan jelas untuk
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan yang ingin
dicapai melalui suatu kegiatan. Lebih lanjut menurutnya harus menggunakan
falsafah tiga, yaitu teach, truth dan
trust, yakni pendidikan, kebenarana
dan kepercayaan.
Secara
terurai Mardikanto menyebutkan bahwa
penyuluhan dapat dipahami sebagai lima proses, yakni sebagai proses penyebaran
informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan
proses rekayasa sosial. Sehingga dalam penyuluhan perikanan, untuk
menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks permasalahan atau materi yang
sedang dibahas.
2.3.
Metode
Penyuluhan
Terdapat
tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program
penyuluhan yaitu:
a)
Pendekatan
perorangan, misalnya kegiatan kunjungan
perorangan, konsultasi ke rumah, penggunaann surat atau telpon, dan magang.
b) Pendekatan kelompok,
misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil, kunjungan kelompak,
karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, pertunjukan film, slide, karyawisata,
penyebaran brosur, buletin, folder, liptan, asah terampil, sarasehan, rembug
utama atau madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu lapang dll.
c)
Pendekatan
massal seperti pameran, Pekan Nasional
(Penas), Pekan Daerah (Peda), Pertunjukan film atau wayang, drama, penyebaran
pesan melalui Siaran radio, televisi, surat kabar, selebaran atau majalah,
pemasangan poster atau spanduk dan sebagainya.
Metode
pendekatan penyuluhan dapat bersifat persuasif, edukatif, komunikatif,
akomodatif dan fasilitatif.
Ø
Persuasif
Mampu meyakinkan
khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik terhadap hal – hal yang
disampaikan
Ø
Edukatif
Penyuluh perikanan
harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik dengan penuh kesabaran dan
ketekunan membimbing masyaarakat
Ø
Komunikatif
Penyuluh perikanan
harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta suasan sedemikian rupa
sehingga tercipta suasana yang akrab, terbuka serta timbal balik.
Ø
Akomodatif
Saat diajukannya
permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus
mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan pemecahannya dengan sikap dan
bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak yang disuluh.
Ø
Fasilitatif
Penyuluh perikanan
harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan untuk
menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak yang lain seperti sumber informasi, akses
pasar dan lain – lain.
2.4.
Materi
Penyuluhan Perikanan
Materi
penyuluhan dapat berupa salah satu atau lebih dari enam aspek yaitu :
Ø
Aspek
Teknologi
Berupa penerapan IPTEK
di bidang perikanan atau bidang lainnya untuk mengangkat produktivitas secara
bertanggung jawab.
Ø
Aspek
Manajemen
Penerapan manajemen
yang baik dalam rangka efektifitas dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja
usaha perikanan.
Ø
Aspek
Ekonomi
Pemanfaatan sumber daya
ekonomi yang meliputi antara lain penyediaan modal, saran produksi, informasi
potensi sumber daya, informasi prospek dan peluang usaha atau jaringan pasar
yang diperlukan untuk mengembangkan.
Ø
Aspek
Ekologis
Pemahaman dan kesadaran
tentang arti penting kelestarian sumber daya alam agar usaha atau kegiatannya
dapat berkelanjutan dan menjadi lebih baik pada masa yang akan datang, serta
tidak merugikan masyarakat dan lingkungannya.
Ø
Aspek
Sosial dan Budaya
Pengembangan kondisi
sosial dan kesadaran kultural untuk meningkatkan kemampuan dalam menyalurkan
aspirasi serta mengembangkan harkat kemanusiaan dan kesejahteraannya, dengan
mempertimbangkan adat positif setempat.
Ø
Aspek
Hukum
Pemberian informasi
tentang peraturan perundang – undangan sehingga khalayak yang disuluh menyadari
hak dan kewajibannya sebagai warga negara khususnya yang terkait dengan bidang
perikanan
2.5.
Pengertian
Minapolitan
Minapolitan adalah strategi pembangunan
perikanan berbasis kawasan. Program ini adalah program untuk memajukan
perikanan yang ada di Indonesia. Dengan adanya program ini diharapkan agar
sistem perikanan di Indonesia dapat maju pesat yang nantinya diharapkan menjadi
produsen ikan terbesar di dunia.
Kegiatannya
mulai dari fasilitasi, pendampingan, pemberdayaan masyarakat, teknologi,
pembiayaan, serta pemasaran produk perikanan dan kelautan
2.6.
Keuntungan
Kawasan Minapolitan
Kawasan minapolitan merupakan program
dari pemerintah. Tentunya, pembentukan kawasan ini memiliki manfaat dan
keuntungan bagi dunia perikanan yaitu dengan adanya kawasan minapolitan maka:
Ø
Akan terbentuk
keterkaitan kemakmuran antara wilayah – sinergis dan saling memperkuat sehingga
nilai tambah yang diperoleh akan terbagi secara adil dan proporsional
berdasarkan atas potensi sumber dayanya.
Ø
Akan
terciptanya pembangunan yang berimbang secara spatial – secara makro akan
menjadi prasyarat bagi tumbuhnya perekonomian nasional yang lebih efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Ø
Akan
terciptanya pertumbuhan yang seoptimal mungkin dari potensi yang dimiliki oleh
suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya.
BAB III
PENGAMATAN LAPANGAN
3.1.
Kondisi
Masyarakat Perikanan Desa Asemdoyong
Masyarakat perikanan yang ada di Desa Asemdoyong melakukan
berbagai macam kegiatan perikanan seperti membudidayakan ikan, mengelola usaha
kolam pancing, melakukan penangkapan ikan, serta melakukan kegiatan jual beli
di tempat pelelangan ikan yang ada di Desa
Asemdoyong. Tetapi saat ditanya tentang cara
budidaya ikan, mereka hanya menjawab sekedarnya dan terkadang mereka tidak
mengetahui tujuan dari cara budidaya mereka itu.
Mereka tidak mengetahui dengan baik
tentang cara budidaya. Selain itu, mereka tidak mengetahui teori yang
diterapkan dalam budidaya tersebut. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi
nelayan di Desa Asemdoyong
adalah:
Ø
Keterbatasan dalam
pengetahuan tentang budidaya perikanan.
Ø
Belum adanya teknologi
yang memadai dalam teknik penangkapan ikan.
Ø
Proses budidaya belum
maksimal karena hanya berdasarkan pada kebiasaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
3.2.
Hubungan
antara Sistem Penyuluhan dan Pengembangan Kawasan Minapolitan
Departemen Kelautan dan Perikanan
memiliki beberapa tujuan dalam rangka mengembangkan perikanan dan kelautan yang
ada di Indonesia dan salah satu tujuan tersebut adalah dengan pengembangan
minapolitan. Pengembangan minapolitan ini juga dilakukan melalui enam
pendekatan yang salah satunya adalah penyuluhan.
Penyuluhan merupakan salah satu syarat
mutlak dalam kesuksesan pengembangan kawasan minapolitan, karena melalui sistem
penyuluhan akan didapatkan :
Ø Penguatan Kelembagaan
Ø Pengembangan Jumlah Penyuluh
Ø Berperan
Sebagai Fasilisator
Ø Berperan Sebagai Pendamping Penerapan Teknologi :
§ Penangkapan ikan
§ Budidaya ikan
§ Pengolahan hasil perikanan.
3.3.
Pengembangan
Kawasan Minapolitan di Desa Asemdoyong
3.3.1.
Melalui
Sistem Penyuluhan
Desa Asemdoyong merupakan salah
satu daerah yang akan dijadikan kawasan Minapolitan. Oleh karena itu, dilakukan
berbagai macam penyuluhan yang ditujukan untuk mewujudkan suatu kawasan
Minapolitan tersebut. Untuk mewujudkannya, maka dilakukan berbagai macam
penyuluhan yang menyangkut peningkatan SDM dan peningkatan mutu hasil perikanan
tersebut.
Sistem
penyuluhan yang dilakukan di Desa
Asemdoyong ini dilaksanakan setiap minggu. Sistem
penyuluhan tersebut membahas tentang apa yang dibutuhkan masyarakat perikanan
pada saat tersebut, jadi dengan kata lain masyarakatlah yang menentukan topik
apa yang akan dibahas dalam penyuluhan tersebut. Sistem ini disebut dengan
istilah bottom up, ketika penyuluh tidak dapat memecahkan masalah yang diajukan
oleh masyarakat perikanan, maka penyuluh tersebut akan bertanya pada instansi
diatasnya hingga permasalahan tersebut terpecahkan dan disampaikan kembali pada
masyarakat perikanan tersebut.
Penyampaian
materi penyuluhan dilakukan dengan dua cara yaitu :
Ø Penyampaian
materi dan praktek secara langsung
Biasanya hal ini
dilakukan pada penyuluhan tentang pengolahan dan budidaya.
Ø Hanya
penyampaian materi
Biasanya dilakukan pada
penyuluhan tentang penangkapan ikan, karena teknologi penangkapannya tidak
berubah.
Masyarakat
perikanan di Desa Asemdoyong
pada umumnya melakukan sistem budidaya polikultur. Budidaya polikultur yang dilakukan
adalah budidaya ikan bandeng
dan juga udang. Selain kedua budidaya ini, saat ini juga telah dikembangkan
budidaya rumput laut yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di daerah pesisir.
Dengan sistem budidaya yang seperti ini Departemen Kelautan dan Perikanan telah
melaksanakan beberapa aspek penyuluhan yaitu :
1)
Aspek
Teknologi
Ø
Di bidang budidaya,
para pembudidaya telah diberi penyuluhan tentang bagaimana cara menebar benih,
mengatasi hama dan penyakit, melakukan pembesaran, melakukan penetasan,
melakukan panen dan penanganan setelah panen. Penyuluhan ini ditujukan pada
pembudidaya yang kebanyakan adalah kaum laki – laki.
Ø
Di bidang pengolahan,
diberi penyuluhan tentang cara mengolah hasil perikanan menjadi sesuatu yang
baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Penyuluhan ini lebih ditujukan
pada kaum wanita yang terbiasa mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap
saji.
Ø
Di bidang penangkapan,
pemberian penyuluhan dilakukan dengan cara memberi teknik penangkapan yang baik
agar mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Selain itu, para nelayan yang
melakukan penangkapan bisanya dihimbau untuk membawa es batu yang cukup banyak
untuk menjaga kualitas kesegaran dari hasil tangkapannya tersebut. Hal ini
biasa disebut sebagai rantai dingin.
2)
Aspek
Ekonomi
Dalam aspek ekonomi,
para pembudidaya diberi bantuan dari Departemen Kelautan dan Perikanan berupa
bantuan dana dan benih.
3)
Aspek
Sosial dan Budaya
Dalam aspek ini
masyarakat perikanan diajarkan tentang dinamika sosial yang ada dalam
masyarakat. Hal ini mengajarkan bagaimana masyarakat perikanan dapat
bersosialisasi dengan masyarakat yang lain sehingga dapat melakukan kerja sama
dalam kegiatan perikanan
3.3.2.
Melalui
Bantuan Ekonomi
Selain
dengan menggunakan penyuluhan program ini juga memberikan beberapa bantuan
kepada para pembudidaya yang berupa :
Ø
Memberi bantuan dana
yang berupa paket wirausaha bagi pembudidaya polikultur.
Ø
Pemberian benih
bandeng, udang, dan rumput laut beserta biaya pengolahannya. Benih yang
diberikan memiliki jumlah yang berbeda beda.
o Pada
benih bandeng diberikan sebanyak 1 Rean ( 5000 ekor ),
o Benih
udang diberikan sebanyak 2 Rean ( 10.000
ekor ).
o Benih
rumput laun diberikan sebanyak 1 ton.
BAB V
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari
data yang telah diperolah, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat perikanan di
Desa Asemdoyong telah
mendapatkan banyak penyuluhan tentang teknik budidaya, teknik pengolahan, serta
teknik penangkapan.
Seluruh
teknik yang diajarkan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM
masyarakat perikanan, karena nantinya kawasan Desa Asemdoyong akan dijadikan kawasan
Minapolitan. Kawasan ini merupakan kawasan yang menguasai tentang perikanan
yang memiliki visi agar negara Indonesia menjadi produsen ikan terbesar di
dunia.
Penyuluhan
merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh pada pengembangan
kawasan minapolitan, karena dengan adanya penyuluhan maka akan memudahkan
mesyarakat perikanan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar tentang
dunia perikanan yang kemudian akan memberi efek pada peningkatan kualitas SDM.
4.2.
Saran
Meskipun
telah dilakukan penyuluhan, tetapi masyarakat
perikanan di Desa Asemdoyong
belum sepenuhnya mengerti tentang teknik budidaya, penangkapan dan pengolahan
yang benar. Oleh karena itu, diharapkan agar kegiatan penyuluhan lebih sering
dilakukan dan lebih mendekat kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih
mudah menerima ilmu yang diajarkan pada mereka.
Daftar
Pustaka
Samsudin
S. (1977). Dasar – Dasar Penyuluhan dan Modernisasi
Pertanian, Bina Cipta, Bandung.
Aminah S.
(2003). Perencanaan Program Penyuluhan
Perikanan di Desa Anturan, Buleleng, Bali, IPB. Bandung
Sayogo
B. (1998). Laporan Penelitian Strategi Penyuluhan Suatu
Studi Lkteratur Tentang Strategi Penyuluhan Dalam Proses Difusi Inovasi,
UGM, Depdikbud, Yogyakarta.
Sri
Rejeki N. Dan Herawati FA (1999). Dasar –
Dasar Komunikasi untuk Penyuluhan, Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Suprapto
T dan Fachrianoor (2004). Komunikasi
Penyuluhan, Arti Bumi Intisari, Yogyakarta.
www.google.com
LAMPIRAN
Gambar Kolam dan Tambak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar