Neocloris Aquatica

Blog ini bertujuan untuk memberikan informasi data kepada taruna ataupun masyarakat luas untuk pembangunan kelautan perikanan indonesia yang lebih maju

Jumat, 02 Mei 2014

manipulasi lingkungan pada ikan mas

REPRODUKSI IKAN MAS DENGAN MEMANIPULASI LINGKUNGAN Ikan Mas adalah pemakan segalanya benih-benih makanan protozoa dan crustacean .Benih berukuran 10cm memakan jasad-jasad dasar sepertichironomidae, oligocheta,epemidae,trichoptyera,tribicidae,molusca,dan lain-lain. Jasad-jasad tersebut dimakan bersama-sama bahan-bahan organik lainnya seperti tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Karena sifat makanannya jasad-jasad renik dasar ,ikan mas di sebut juga sebagai ikan pemakan jasad dasar ( bottom Feeder ) yang menyebabkan air keruh serta pematang-pematang kolam tanah menjadi rusak. Pemijahan terjadi sepanjang tahun ,kematangan jantan lebih dahulu dari pada betina .jantan matang kelamin pada umur 6 bulan sedangkan betina tergantung pada rasanya.Sifat telur melekat ( adhesive ) karena ada lapisan globuine. Fekunditas yaitu banyaknya pada stadia terakhir ( tertua ) yang mencerminkan potensi benih yang di hasilkan bervariasi dan di pengaruhi oleh sifat-sifat genetik dan faktor lingkungan. Penetasan telur bergantung pada suhu,terjadi enam hari setelah pembuahan pada suhu 18 derajat celcius ,tiga hari pada suhu 25 derajat celcius dan dua hari pada suhu 30 derajat celcius. Di Indonesia terdapat enam teknik pemijahan secara traditional yaitu cara sunda, cara cimindi, cara rancapaku, cara sumatera tengah, cara dubish, cara kantong dan cara hapa. Cara Hapa ini merupakan perkembangan cara traditional terutama untuk mengurangi kelemahan-kelemahan traditional. Kelemahan-kelemahan traditional tersebut antara lain : 1. Penetasan tidak terkontrol sehingga dapat terjadi pembinasaan telur oleh hama-hama atau keadaan air yang tidak menguntungkan. 2. Kematian larva disebabkan oleh keadaan air yang tidak menguntungkan, apalagi apabila kolam baru di pupuk sehingga akibat proses pembusukan dapat menyebabkan kematian. 3. Kematian benih disebabkan kekurangan makanan karena makanan alami yang merupakan makanan utama bagi benih yang tersedia tidak mencukupi apalagi jika kolam tidak subur. Menginat hal-hal negative tersebut maka pembenihan diperbaiki dengan cara : 1. Penetasan terkontrol 2. Penyediaan makanan,terutama makanan alami bagi larva yang mulai hilang kandungan telurnya yang telah dipersiapkan sebelum penebaran benih dilakukan. Pada cara ini dipijahkan secara biasa dikolam pemijahan khusus atau dengan menggunakan kakaban. Kakaban yang mengandung telur setelah di cuci bersih ditetaskan dalam hapa yang di pasang dalam kolam khusus atau bak yang mendapat air bersih bebas dari penyakit dan hama. Untuk mendapatkan air yang demikian maka air dimasukkan dahulu dalam bak pengendapan dan bak saringan( Filter ). Hapa terbuat dari kain nilon ukuran 2x2x1 m atau 2x1x1 m. Kakaban dapat dipasang dua lapis masing-masing terdiri dari 5 buah kakaban. Lapisan kedua jaraknya lebih kurang 20 cm dari lapisan bawah. Lapisan atas yang terletak 20 cm dari permukaan air agar kakaban tidak terapung maka masing-masing lapisan kakaban di beri belahan bambu yang di pasang dekat ujung kakaban. Kemudian ujung bambu tersebut di ikat dengan tali yang salah satu ujungnya sudah di jahit pada bagian bawah hapa. Demikian pula pemasukan lapisan kakaban yang atas,hapa harus di beri peneduh agar terhindar dari air hujan yang langsung jatuh.Jika pembenihan itu dilakukan pada musim kemarau maka peneduh itu tidak mutlak di perlukan. Setelah larva menetas maka tetap berada pada kakaban dan bergerak vertikal. Dua hari setelah menetas kandungan larva mulai habis diabsorbsi dan mereka mulai makan. Pada Stadia ini benih dipindahkan kekolam pembenihan.Sebelum pemindahan dilakukan di kakaban diangkat diperlahan-lahan dan dicuci sehingga tidak ada benih yang lekat di kakaban. Pencucian sebaiknya dilakukan di kolam pembenihan sehingga sehingga tidak ada benih yang lekat di kakaban. Pencucian sebaiknya dilakukan di kolam pembenihan sehingga tidak ada benih-benih langsung masuk di kolam tesebut. Pemindahan sebaiknya dilakukan di pagi-pagi atau sore-sore hari agar perbedaan suhu air di kolam penetasan dan kolam penetasan dan di kolam pemeliharaan benih tidak jauh berbeda. Kita ketahui kegiatan reproduksi dengan memanipulasi lingkungan sudah lama dipraktekkan oleh petani ikan untuk merangsang pemijahan ikan. Cara yang paling umum di temui adalah pada pemijahan Ikan Mas dengan cara traditional. Sebelum digunakan untuk pemijahan terlebih dahulu tanah kolam di jemur hingga retak-retak. Setelah itu baru kolam di isi dengan air dan di pasangi kakaban,kemudian induk jantan dan betina yang matang gonad dilepas kedalam kolam.Biasanya pada malam hari induk betina ini akan memijah.Pada contoh diatas terdapat paling sedikit ada dua faktor yang mempengaruhi terjadi pemijahan yaitu bau tanah kering yang di genangi dan adanya substrat pemijahan Memanipulasi lingkungan untuk merangsang pemijahan dilakukan juga pada beberapa jenis ikan lain. Pada ikan Lele lokal biasanya dilakukan memanipulasi lingkungan dengan cara menaik turunkan permukaan air kolam. Pada ikan tawes manipulasi lingkungan dapat juga berupa adanya feromon sehingga merangsangikan tawes memijah. Apabila telah di ketahui secara pasti manipulasi lingkungan dapat mnenjadi cara alternative merangsang reproduksi ikan. Merangsang pemijahan dengan cara memanipulasi lingkungan memiliki kelebihan yaitu proses yang dilalui oleh ikan untuk pemijahannya akan berlangsung secara alamiah sehingga dapat di harapkan tidak terjadi kelainan seperti abnormalitas larva dan sebagainya. Apabila sinyal lingkungan untuk pemijahan tidak diketahui secara pasti,pemberian hormone dari luar merupakan alternative pemecahan masalah. Manipulasi hormonal yang umum untuk merangsang ovulasi dan pemijahan adalah pada tingkat kelenjar hifofisa dan gonad. Hormon yang potensial untuk merangsang ovulasi dan pemijahan dapat di bagi dalam tiga kelompok yaitu gonadotropin, LHRH-a dan Steroid ( Crim.1991 ). Jadi Ikan Mas melakukan pemijahan dan reproduksi dengan memanipulasi lingkungan dengan cara menjemur kolam hingga kering dan sampai retak-retak lalu kolam di isi air dan dipasangi kakaban. Kemudian induk jantan dan betina dimasukan kedalam kolam yang berisi air yang udah matang gonad dan di lepas bebas di dalam kolam. Dan pemijahan dilakukan pada malam hari oleh induk betina. Dua faktor yang mempengaruhi terjadinya pemijahan antara lain : 1. Bau tanah yang kering dan menyengat akan dapat mempercepat terjadinya pemijahan yang di lakukan induk betina Ikan Mas yang kolamnya telah di genangi oleh air kolam. 2. Adanya substrat pemijahan atau kakaban yang di gunakan untuk membantu percepatan penetasan telur atau larva ikan mas yang di pijahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar