Neocloris Aquatica

Blog ini bertujuan untuk memberikan informasi data kepada taruna ataupun masyarakat luas untuk pembangunan kelautan perikanan indonesia yang lebih maju

Senin, 23 Juni 2014

PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS (Channa striata ) DALAM AKUARIUM DENGAN KEPADATAN BERBEDA DALAM RANGKA USAHA DOMESTIKASI

RANI NOPIYANTI dan MUSLIM Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwjaya JL. Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya - Ogan Ilir Email : …… HP: ABSTRAK Gabus (Channa striata ) adalah ikan asli peraiaran umum (air tawar) Indonesia. Ikan ini ditemukan di semua peraiaran umum di Nusantara. Sudah sejak lama ikan gabus menjadi ikan konsumsi di indonesia baik sebagai ikan segar maupun ikan awetan ( asin, asap dan sbg ). Ikan yang hidup di sungai, rawa-rawa, danau,dan waduk ini memilliki harga jual yang cukup tinggi. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui domestikasi pertumbuhan terhadap larva gabus dalam media akuarium degan kepadatan yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan 9 akuarium ,180 ekor hewan uji, dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Pemeliharaan dilakukan dalam akuarium dengan ukuran 70 x 40 x 30 cm yang berlangsung selama 1 bulan. Hasil pemeliharan menunjukan bahwa padat tebar berpengaruh terhadap laju pertumbuhan larva gabus. Laju pertumbuhan larva ikan gabus semakin menurun seiring dengan meningkatnya jumlah padat tebar yang tinggi sebaliknya semakin rendah jumlah padat tebar semakin tinggi tingkat kelangsungan hidup larva ikan gabus. Kata Kunci : Larva Gabus, kepadatan berbeda, laju pertumbuhan. PENDAHULUAN Ikan gabus (Channa striata)merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus sangat ditakuti pembudi daya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (Carnivora) yang bersifat predator di alam, Ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan saja tetapi juga ikan dewasa, seranga air lainnya termasuk kodok. Ikan gabus ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar, banyak ditangkap di danau, sungai, an saluran-saluran air hingga kesawah. Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehinga dinamai snakehead) terdapat sisik- sisik besar di atas kepala. tubuh berbentuk bulat giling memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo, Effendi (2004). Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata). Warna ini serring kali menyerupai lingukngan sekitarnya. Mulut besar degan gigi-gigi besar dan tajam. Secara sistematika, seorang ahli perikanan , Lukito ( 2002) memasukan kedalam kelas Teleostei, Ordo Labyrinthyci, Famili Ophiocephalidae, Genus Ophiocephalus, Spesies Ophiocephalus striatus, sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus istilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan sedangkan dalam bahasa inggris disebut Snake Head Fish, Saanim (1986). BAHAN DAN METODE Kegiatan Penelitian dilakukan di Unit Pembenihan Batang Hari Sembilan Indralaya Pada Bulan Februari sampai Bulan Maret 2012. Persiapan wadah di mulai dari proses pencucian dan pengeringan akuarium yang berukuran 70 x 40 x 30 cm yang berjumlah 9 buah, kemudian diisi air setinggi 20 cm serta persiapan sarana dan prasarana lainnya yang menunjang pemeliharaan selanjutnya setiap akuarium diberi kode perlakuan. Pemberian kode akuarium berdasarkan hasil pengacakan kode – kode yang sudah dibuat tersebut. Pemeliharaan dilakukan diakuarium selama 30 hari. Larva ikan gabus diberi makan berupa daphnia dan cacing tubifek pemberian pakan diberikan secara adlibitum. Pengolahan fisika kimia air media pemeliharaan diakukan melelui pembersihan feses denga cara penyiponan akuarium serta pergantian air sesuai dengan pengurangan volume air pada saat penyiponan setiap 1 hari sekali adapun bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah benih ikan gabus sebagai hewan uji sebanyak 180 ekor dengan berat awal 0,08 g dan panjang awal 2 cm, cacing dara sebagai pakan ikan. Serta alat-alat yang di gunakan adalah termometer, pH meter, akuarium, timbnagan analitik,mistar, selang sipon batu ayrasi. Metode yang digunakan dalam magang ini adalah metode survey. Sampel yang digunakan adalah larva ikan gabus sebagai hewan uji sebgai pembanding yang didapat dari tempat-tempat perbelanjaan yang terdapat di Palembang. Sampel yang di analisis untuk mengetahui perbandingan berat dan panjang larva ikan gabus maka masing-masing sampel ditimbang dan di ukur dengan menggunakan timbangan analitik dan mistar. Adapun Parameter yang diamati dalam kegiatan ini adalah: 1. Kelangsungan hidup ikan adalah peluang hidup ikan pada masa tertentu. Ada dua faktor yang menpengaruhi kelangsungan hidup ikan meliputi faktor eksternal dan internal, factor eksternal meliputi seluruh kondisi lingkungan dimana ikan hidup dan tumbuh meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi perairan, faktor internal adalah faktor yang berasal dari ikan itu sendiri antara lain daya tahan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan makanan Menurut Akhmad (1998) dalam lenawan (2009) penghitungan derajat kelangsungan benih ikan gabus dengan menggunakan rumus Effendi (1979) sebagai berikut : SR=Ntx 1oo % No Keterangan : SR = Survival rate atau kelagsungan hidup ( % ) Nt = Jumlah ikan gabus yang hidup pada akhir penelitian ( ekor ) No = Jumlah ikan gabus yang hidup pada awal penelitian ( ekor ) 2. Pertumbuhan benih dapat di ukur dari pertambahan panjang dan pertambahan bobot. Pertamabahan panajang larva di hitung dengan menggunakan rumu Effendi (1997) sebagai berikut : L = Lt – Lu Keterangan : L = Pertambahan panjang (cm) Lt= Panjang rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (cm) Lo= Panjang rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (cm) 3. Pertambahan bobot dapat di hitung dengan menggunakan rumus Effendi (1997) sebagai berikut : W = Wt – Wo Keterangan : W = Pertambahan bobot ( g) Wt= Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g) Wo= Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g) HASIL Berdasarkan Hasil kegiatan penelitian yang berjudul Pemeliharaan larva ikan gabus (Channa striata) Dalam Akuarium dengan kepadatan berbeda dalam rangka domestikasi yang di lakukan di lokasi Unit Pembenihan Rakyat Batanghari Sembilan Indralaya di peroleh hasil seperti yang tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 1. Kelangsungan hidup larva gabus PERLAKUAN SR (%) A ( 30 ekor/ akuarium) 14,3 B (20 ekor / akuarium) 20 C (10 ekor / akuarium) 33,3 Tabel 2. Pertumbuhan larva ikan gabus Perlakuan Pertumbuhan Panjang Pertambahan berat (cm/30 hari) (gram/30 hari) A (30 ekor / akuarium) 33,55 8,24 B (20 ekor / akuarium) 29 9,82 C (10 ekor / akuarium) 22 8,22 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengaruh padat tebar dalam akuarium dengan tingkat kepadatan berbeda terhadap kelangsungan hidup,pertumbuhan panjang tubuh, serta pertumbuhan bobot tobuh larva ikan gabus (Channa striata). Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan 9 akuarium, 180 hewan uji, dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dengan kepadatan masing masing 3 akuarium isi 30 ekor, 3 akuarium isi 20 ekor, 3 akurium isi 10 ekor. Akuarium yang digunakan berukuran 70 x 40 x30 cm dengan ukuran ikan dan berat ikan yang berbeda saat penebaran adalah : perlakuan A dengan jumlah awal 90 ekor , panjang ikan awal seragam 2cm, berat ikan awal seragam 0,08 g, dan jumlah ikan akhir 13 ekor. Dari hasil perlakuan A diperoleh SR sebesar 14,3%, pertumbuhan total panjang rata-rata 30 hari sebesar 33,5 cm, pertambahan total bobot tubuh 30 hari sebesar 8,24 g. Perlakuan B dengan jumlah awal 60 ekor, panjang ikan awal seragam 2 cm, berat ikan awal seragam 0,09 g, dan jumlah ikan akhir 12 ekor. Dari hasil perlakuan B diperoleh SR sebesar 20%, pertumbuhan total panjang rata-rata 30 hari sebesar 29 cm, pertambahan total bobot tubuh 30 hari sebesar 9,82 g. Perlakuan C dengan jumlah awal 30 ekor , panjang ikan awal seragam 2 cm, berat ikan awal seragam 0,08 g, dan jumlah ikan akhir 10 ekor. Dari hasil perlakuan C diperoleh SR sebesar 33,3%, pertumbuhan total panjang rata-rata 30 hari sebesar 22 cm, pertumbuhan total bobot tubuh 30 hari sebesar 8,22 g. Data di ambil dari data primer dan data skunder , data primer adalah data yang didapat dari kegiatan magang ini seperti nilai survival rate, pertambahan panjang, dan pertambahan bobot tubuh serta kualitas air sedangkan data skunder studi pustaka yang di dapat dari literatur yang menunjang. KESIMPULAN 1. Laju pertumbuhan pada ketiga perlakuan tiga ulangan berbeda nyata 2. Semakin kecil ukuran ikan tingkat kematian semakin tinggi dan sebalik nya semakin besar ukuran ikan semakin tinggi laju pertumbuhan nya. 3. Dari 3 perlakuan, perlakuan A, B dan Cdiperoleh SR sebesar 14,3%, 20%, 33,3 % total pertumbuhan panjang 30 hari diperoleh sebesar 33,5 cm, 29 cm, dan 22 cm, total pertumbuhan bobot tubuh 30 hari diperoleh sebesar 8,24g, 9,82g, dan 8,22g. DAFTAR PUSTAKA Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Dewe Sri. Bogor Kordi. 2004. Landau, M. 1992. Introductions to Akuakulture. John Wiley dan Son, New york. Lukito AM. 2002. Budidaya Ikan Gabus paling popular. Agromedia. Jakarta. Murtidjo, A. B. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar . Kanisius Yogyakarta. Saanim, 1986. Pemeliharaan ikan gabus . Penebar Swadaya. Jakarta. Sutisna, H.D dan S. Ratno. 1995 pembenihan Ikan Air Tawar. Kanasius Yogyakarta. Slamet. B.A. Ismail. Wedjatmiko dan A. Basyarie. 1995. Tehnik Budidaya Ikan gabus (Channa striata)Prosiding Seminar sehari Hasil Penelitian Sub Balai Penelitian Budidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar